Akibatnya, euro (mata wang gabungan negara-negara Eropah) menguat hingga US $ 1,43 per euro. Begitu juga dengan poundsterling yang menembus US $ 1,6. Begitu juga dengan dolar Australia. "Di pasaran timbul kebimbangan baru, menyusutnya keyakinan pelabur terhadap pemulihan global yang dimotori AS seiring negatifnya angkan non-farm payrolls AS itu," ujarnya.
Penurunan di bawah ekspektasi tersebut, lanjut Daru, merupakan yang kedua kali yang sekaligus menandakan pertumbuhan AS kembali ternsendat. Di sisi lain, perundingan antara Kerajaan Obama dengan Kongres AS perihal kenaikan limit hutang AS dari level US $ 14,2 triliun saat ini belum menemukan titik temu.
Perundingan ini, katanya, menjadi perdebatan sengit di parlimen AS yang semakin membuat ekonomi AS tidak pasti. "Investor global kembali waspada atas perlambatan ekonomi dunia," timpalnya.
Hanya saja belakangan, ditegaskan Daru, penguatan mata wang utama jadi terhad dan pada akhirnya kembali berguguran. Kejatuhan mata wang utama dipicu krisis hutang di zon Eropah yang kembali undian pasaran belum ada penyelesaian bererti. "Akibatnya, euro menghadapi tekanan tajam," katanya.
Keadaan itu, tambahnya, disebabkan oleh petinggi European Cenral Bank (ECB) Bini Smaghi yang berkomentar dengan nada negatif. Smaghi menyatakan, langkah-langkah pengendalian krisis zon Euro masih 'minus' (masih mempunyai banyak kekurangan). "Dia melihat, hingga saat ini Yunani belum benar-benar pulih," ujar Daru.
Alih-alih Greek pulih, menurutnya, justru krisis menyebar ke negara Eropah lain seperti Portugal, yang peringkat kredit dan rating perbankannya dipangkas, dan Itali yang terancam walaupun belum di-down grade.
Di sisi lain, Smaghi juga menyatakan, wacana penyertaan sektor swasta dalam bailout Greek justru akan memberatkan bagi pembayar cukai. Kebimbangan inilah yang mencetuskan euro semakin anjlok atas dolar AS. "Di tengah-tengah kebimbangan hutang yang belum kunjung reda, mencetuskan kewaswasan pelabur," tandas Daru.
Kerana itu, pelabur mengalihkan dana terlebih dahulu ke aset yang selamat iaitu emas sebagai safe haven."Dari sisi grafiknya pun terlihat peralihan dana dari euro ke emas kerana pasaran waspada atas krisis hutang yang masih berterusan," katanya
Secara teknikal, Daru memaparkan, target penguatan Fibonacci harga emas menuju resistance pertama di level tertinggi pada 22 Jun 2011, US $ 1,557,75. Angka tersebut akan tercapai, jika harga emas yang kukuh di atas US $ 1.500 dan merebaknya kembali krisis hutang Eropah terus mewarnai market.
Tapi, sebelum level muda itu semua, ada beberapa resistance yang harus ditembus yakni US $ 1.547-1.555."Jika, US $ 1,557,75 tembus, emas akan mencapai tahap tertinggi pada 2 Mei 2011 di level US $ 1.575,79," papar Daru.
Tapi, dia menggaribawahi, jika emas hanya menguat ke level US $ 1.557, ada potensi retracement ke level support US $ 1.538. Dalam satu bulan ke depan, potensi penurunan harga emas seterusnya ke angka US $ 1.527. Setelah itu akan tertahan di level 50% retracement Fibonacci di US $ 1.517,70. "Jadi kelihatan, ada tiga tahanan support Fibonacci," ceritanya.
Di atas semua itu, Daru mengesyorkan hold atas emas sebelum US $ 1.557,75 semua. Ini berlaku bagi pelabur yang sudah punya posisi buy on dips (buy on weakness). Tapi, profit taking di level US $ 1.550 pun sudah cukup. "Sebab, secara sejarah, selepas enam kali level US $ 1.557 semua, harga emas kembali turun.Bahkan, pada Jun 2011, setelah mencapai US $ 1.550, emas turun melalui tiga titik support-nya, "katanya.
Sementara itu, jika mau beli, lebih baik menunggu di tiga level support tadi. Support pertama US $ 1.538."Selama kebimbangan krisis hutang Eropah merebak dan makro ekonomi AS negatif, harga emas sangat atraktif," tambah Daru.
No comments:
Post a Comment